Banyak ilmuwan dan golongan akademis yang masih belum memahami perbedaan
antara ilmu filsafat dan filsafat ilmu secara ‘utuh’. Jika direnungkan
kembali, perkembangan IPTEK saat ini sudah lebih cepat dari sebuah
kedipan mata.
Yang paling mencengangkan lagi adalah tidak hanya sekadar sekat-sekat
antar disiplin ilmu dan arogansi ilmu saja yang terjadi saat ini, tetapi
yang paling mendasar adalah terpisahnya ilmu itu dengan nilai luhur
ilmu yaitu untuk menyejahterakan umat manusia (Bakhtiar, 2011).
Jika dicermati lebih lanjut, ilmu filsafat
harus dipahami terlebih dahulu secara mendalam dan holistik, sebelum
menerapkan ilmu filsafat ke dalam suatu ilmu (filsafat ilmu). Pada
hakikatnya, ilmu filsafat memiliki peran yang sangat vital bagi
perkembangan ilmu-ilmu sebab ilmu filsafatlah yang telah melahirkan
ilmu-ilmu. Oleh sebab itu, ilmu filsafat dikatakan sebagai ‘induk ilmu’.
Menurut Setia (1997) filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari akar
kata; ‘philein’ (cinta) dan ‘shopos’ (hikmah, kebijaksanaan,
kebenaran).
Jadi filsafat bermakna cinta akan kebijaksaan (love to the wisdom).
Sebagai manusia, kita adalah mahluk yang senantiasa berpikir karena
memiliki ‘idep’ (pikiran). Dengan kemampuan berpikir inilah, pada
awalnya manusia merasa keheranan dengan segala sesuatu yang ada dan
terjadi di alam. Hingga akhirnya dengan kemampuan berpikir inilah yang
menghantarkan manusia untuk memperoleh suatu jawaban yang bersifat
logis.
Proses berfilsafat adalah proses berpikir, tetapi tidak semua proses
berpikir adalah proses berfilsafat. Berpikir yang bagaimana dapat
dikatakan berfilsafat? Berfilsafat adalah berpikir yang radikal,
universal, konseptual, koheren, konsisten, sistematik, komperehensif,
kritis, bebas, bertanggung jawab, dan bijaksana.
Ilmu filsafat yang diterapkan ke dalam suatu ilmu (filsafat ilmu)
memperhatikan tiga penelahaan dasar ilmu yaitu aspek ontologi (teori
hakikat / theory of being), epistemologi (teori pengetahuan/ theory of
knowledge), dan aksiologi (teori nilai/ theory of meaning). Kajian ilmu
filsafat dalam suatu ilmu (filsafat ilmu) sangat penting dan
fundamental.
Keramas (2008) membedakan antara kajian ilmu filsafat dan kajian
filsafat ilmu dengan menyatakan bahwa kajian ilmu filsafat ditujukan
untuk mendapatkan kebenaran mutlak (absolut) yaitu benar dilihat dari
berbagai sudut pandang dan benar pula untuk sepanjang masa sedangkan
kajian filsafat pada ilmu (filsafat ilmu) bertujuan untuk memegang etika
keilmuan, mencari kegunaan yang terbaik dari ilmu itu untuk
kesejahteraan manusia, mencegah agar ilmu tidak menghancurkan manusia
tetapi menyejahterakannya, serta mencari kebenaran common sense (bukan
kebenaran mutlak/ kebenaran yang masuk akal/ kebenaran sementara/
kebenaran dalam praktek), namun tetap diupayakan mencari kajian-kajian
yang mendekati kebenaran mutlak.
Lalu, apakah manfaat mempelajari ilmu filsafat dan filsafat ilmu?
Menurut Purwati (2011) manfaat mempelajari ilmu filsafat
adalah membantu kita untuk mencari kebenaran dari segala fenomena yang
ada, memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia, memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna
dalam kehidupan memahami diri sendiri dan dunia, mengembangkan kemampuan
kita dalam menalar, dan memberikan bekal untuk memperhatikan pandangan
kita sendiri dan orang lain dengan kritis sedangkan manfaat mempelajari
filsafat ilmu adalah memberikan pandangan yang luas sehingga dapat
membendung egoisme dan ego-sentrisme, membebaskan manusia dari belenggu
cara berpikir yang mistis dan dogma, memberikan landasan
historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni,
filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap
disiplin ilmu.
Jika dilakukan suatu kontemplasi lebih lanjut, maka manfaat ilmu
filsafat secara radikal adalah menjadikan seseorang bijaksana dalam hal
menyikapi masalah hidup dan kehidupan karena telah ‘berteman’ dengan
kebijaksanaan, serta mengetahui dengan benar apa tujuan mereka berbuat
(tidak merugikan orang lain dan untuk kemashlatan diri sendiri) sehingga
ilmu filsafat berperan sebagai pandangan hidup, pegangan hidup bahkan
sebagai pedoman hidup.
Sedangkan manfaat filsafat ilmu adalah agar kita sebagai manusia lebih
bijaksana dalam memanfaatkan suatu ilmu sehingga dapat menyejahterakan
kehidupan manusia atau dengan kata lain agar suatu ilmu tetap
terintegrasi dengan nilai luhur ilmu yaitu untuk menyejahterakan umat
manusia. bagaimana pendapat anda tentang foredi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar